Saudaraku @denassa Persahabatan abadi bila dibina dengan hati bukan dengan belati. @maman1965.
Sebuah buku berjudul Bokis 2; Potret Para Pesohor dari yang getir sampai yang kotor, dihadiahkan penulisnya Maman Suherman yang sapa Daeng itu. Buku setebal x + 142 halaman yang diterbitkan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) ini diberikan 26/6/2013 di Kampoeng Popsa depan Benteng Jumpandang. Ketika itu kami baru selesai makan bersama Lily Yulianti Farid dan Khrisna Pabichara, setelah menyelesaikan diskusi bertema Big Idea salah satu sesi dari Makassar International Writers Festival (MIWF) 2013 pagi itu.
Daeng Mamang menyampaikan beberapa kisah dalam bukunya antara lain keanehan acara reality show di teve menulis: menggunakan kamera tersembunyi sebagai keterangan dalam tayangannya ketika gambar investigasi misalnya di atas kendaraan, tapi gambar terlihat stabil dan tetap fokus, tidak seperti lazimnya hasil rekaman yang dihasilkan ketika objek dan kamera bergerak. "Ternyata saat ditanya salah satu kameramen, jawabannya, mas kayak enggak tahu aja.” kisah Daeng Maman.
Dari beberapa kisah sebagai pengantar kepada kami, khususnya pada saya, semakin mengajak saya membaca buku Bokis. Bahkan saya secara khusus mencari Bokis 1 di toko buku. Catatan di atas merupakan pesan yang dituliskan beliau di halaman judul Bokis 2.
Terima kasih Daeng, telah memberikan cendramata ke kami. Semoga hari kedepan semakin dikuatkan dan bisa mengunjungi kami di Perpustakaan Denassa dan Rumah Hijau Denassa. (*)
Darmawan Denassa.
Sebuah buku berjudul Bokis 2; Potret Para Pesohor dari yang getir sampai yang kotor, dihadiahkan penulisnya Maman Suherman yang sapa Daeng itu. Buku setebal x + 142 halaman yang diterbitkan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) ini diberikan 26/6/2013 di Kampoeng Popsa depan Benteng Jumpandang. Ketika itu kami baru selesai makan bersama Lily Yulianti Farid dan Khrisna Pabichara, setelah menyelesaikan diskusi bertema Big Idea salah satu sesi dari Makassar International Writers Festival (MIWF) 2013 pagi itu.
Daeng Mamang menyampaikan beberapa kisah dalam bukunya antara lain keanehan acara reality show di teve menulis: menggunakan kamera tersembunyi sebagai keterangan dalam tayangannya ketika gambar investigasi misalnya di atas kendaraan, tapi gambar terlihat stabil dan tetap fokus, tidak seperti lazimnya hasil rekaman yang dihasilkan ketika objek dan kamera bergerak. "Ternyata saat ditanya salah satu kameramen, jawabannya, mas kayak enggak tahu aja.” kisah Daeng Maman.
Dari beberapa kisah sebagai pengantar kepada kami, khususnya pada saya, semakin mengajak saya membaca buku Bokis. Bahkan saya secara khusus mencari Bokis 1 di toko buku. Catatan di atas merupakan pesan yang dituliskan beliau di halaman judul Bokis 2.
Terima kasih Daeng, telah memberikan cendramata ke kami. Semoga hari kedepan semakin dikuatkan dan bisa mengunjungi kami di Perpustakaan Denassa dan Rumah Hijau Denassa. (*)
Darmawan Denassa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar